Lymphedema: Ketidaknyamanan dari Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

billsworkshop.com – Sebuah kondisi medis mengenai kelenjar getah bening pada kaki kiri seorang pria bernama E (34), yang juga seorang pasien obesitas dengan berat 230 kilogram, telah membuatnya kehilangan kemampuan berjalan sepenuhnya. Kondisi yang dikenal sebagai lymphedema ini menyebabkan pembengkakan pada kaki kirinya, yang beratnya diperkirakan mencapai 50 kilogram.

Apa sesungguhnya lymphedema? Dokter. Febiansyah Kartadinata Rachim, SpB. SubspBVE (K), seseorang Dokter Spesialis Bedah Vaskular di Eka Hospital BSD, menerangkan kalau lymphedema merupakan pembengkakan yang diakibatkan oleh kelenjar getah bening.

“Kelenjar getah bening menghasilkan cairan yang penting untuk metabolisme tubuh. Ketika terjadi pembengkakan, aliran cairan ini dapat terhambat atau terblokir, menyebabkan pembengkakan,” jelas dr. Febiansyah.

Lymphedema

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa segala jenis masalah yang menghambat aliran cairan getah bening dapat mengakibatkan limfedema.

Apakah limfedema dapat mempengaruhi dan membahayakan pembuluh darah lainnya? Menurut Febiansyah, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Pembengkakan yang disebabkan oleh gangguan aliran cairan hanya terjadi pada kelenjar getah bening saja.

“Pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi di kaki atau lengan. Jika tidak diatasi, pembengkakan tersebut dapat meluas,” katanya.

Lymphedema

Awal Munculnya Gejala Lymphedema yang Dapat Disertai Demam

Pada pasien E, yang memiliki berat badan hingga 230 kilogram, Lymphedema yang dialaminya dimulai sejak tahun 2021. Saat berada di tempat kerja, ia mengalami peningkatan suhu tubuh yang cukup tinggi, bahkan hingga ke titik demam.

Seketika, pembengkakan dan benjolan muncul di kaki kirinya. Kondisi ini memaksa dirinya dirujuk ke RSCM untuk menjalani operasi. Namun, setelah 8 bulan, gejala serupa kembali muncul di tempat yang sama, membuat pasien E mengalami kesulitan bergerak atau mobilitas.

“Mau bangun aja susah, cuma bisa di kasur sama duduk. Semua dibantu ibu. Kadang kalau ibu lagi tidak ada di rumah bingung mau minta tolong siapa,” ucapnya.

Menurut informasi dari laman yankes.kemkes.go.id, gejala awal Lymphedema pada pasien bisa tidak terdeteksi. Gejalanya mungkin hanya berupa benjolan kecil sebelum akhirnya mengalami peradangan di sekitar kulit dan jaringan yang membengkak.

Selain itu, gejala lain yang dapat muncul meliputi memar, kulit pecah-pecah, pengerasan dan penebalan kulit, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Lymphedema

Tidak Berpotensi Mengancam Nyawa

Meskipun pembengkakan yang disebabkan oleh kondisi ini tampak mengganggu, dr. Febiansyah memastikan bahwa penyakit ini tidak akan mengancam nyawa pasien.

“Pembengkakan ini dapat menyebabkan pasien hidup dengan kondisi tersebut untuk waktu yang lama, yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup mereka,” ujarnya.

Selain itu, lymphedema juga dapat kambuh atau muncul kembali karena adanya penumpukan cairan di kelenjar getah bening.

Namun, dr. Febiansyah menegaskan bahwa lymphedema dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat dan berolahraga secara teratur, sehingga metabolisme dan sirkulasi kelenjar getah bening dan pembuluh darah dapat berjalan dengan baik.